Langsung ke konten utama

Postingan

BUKU ANTOLOGI 2016 - 2019

Postingan terbaru

Bagaimana Menjadi Single Bahagia

pict: pinterest Kali ini saya ingin berbagi tips tentang bagaimana menjadi single bahagia. Sebenarnya tips ini adalah tulisan lama, namun ada yang saya ubah dan tambahkan. Berharap bisa lebih luas manfaatnya. Alasan awal saya ingin mempublikasikan tulisan ini adalah sebab keprihatinan melihat kondisi gaya berpacaran jaman sekarang. Beberapa hari lalu saat mengobrol dengan beberapa orang teman, secara tidak sengaja obrolan kami masuk pada bahasan tentang banyaknya kasus hubungan pacaran di luar batas yang tengah terjadi di kampung kami. Hingga ada yang kemudian (terpaksa) menikah. Hal ini umum terjadi dimana saja. Makanya tak heran jika banyak kampanye anti pacaran digalakkan di berbagai media sosial. Saya sepakat dengan itu. Status single bisa menjadi pilihan tepat disaat diri belum siap untuk menikah. Soal pacaran, boleh dibilang dulu pernah sekali menghinggapi saya. Meski demikian, sungguh dalam diri ini ada pergolakan batin luar biasa. Seolah ada ketidakseimbangan dan ket

Memasak Dengan Menyenangkan

sumber: pinterest Tepatnya  dimulai sejak tiga tahunan lalu saat memutuskan untuk kembali tinggal di desa dan memiliki buah hati, saya jadi lebih rajin memasak. Ada banyak alasan untuk itu, yang paling utama karena anak. Ada perasaan tanggungjawab yang begitu besar untuk bisa memenuhi kebutuhan makannya. Saya merasa senang dan tenang apabila anak lahap makan dengan menu masakan saya sendiri. Efek positif lebih rajin itu sudah pasti membuat saya semakin terampil. Memasak bukanlah bakat, melainkan keterampilan. Jadi semakin rajin dan terbiasa, maka akan terasa mudah dan ringan dalam melakukannya. Dan itu saya rasakan betul saat ini. Bagaimana tidak? Hari  hari saya sangat sering bergelut dengan aktivitas itu. Dalam sehari bisa lebih dari sekali. Saya senang bisa membuat menu masakan sendiri, meski kadang ada pula rasa lelah dan bosan. Tapi saat melihat masakan saya nampak begitu dinikmati saya pun merasa semakin senang, puas dan lega. Apapun yang saya masak orang rumah menerima

Catatan Seorang Perempuan Tentang Perempuan

source: pinterest  Suatu ketika ada sebuah opini yang menyebut jika perempuan telah bersuami dan tinggal jauh dari orangtua, maka saat berkunjung ke rumah orangtua bisa jadi ibarat momen liburan. Hari-hari lebih santai dan nggak musti berjibaku dengan pekerjaan rumah seperti biasanya. Barangkali itu memang berlaku buat sebagian orang, tapi nggak buat aku.   Dalam sepekan lalu saat berada di rumah orangtua, hari-hariku hampir sama dengan biasanya. Setelah sholat subuh beralih ke pekerjaan rumah; memasak, beberes dapur, mencuci piring, beberes rumah. Disaat itu semua selesai sedang anak masih lelap, aku sempatkan diri buat mengikat ide dan gagasan. Saat dia sudah terbangun, tugasku pun beralih untuk memperhatikannya; memandikan, memberikan makan, dan menemaninya bermain atau belajar. Siang hari menjadi waktu tidur seperti biasanya.  Tidak melulu hanya di rumah, pun aku memanfaatkan waktu disana untuk bersilaturahim ke rumah saudara juga teman. Ada pula dari mereka yang langsu

Narasi Gurunda

Beda. Satu kata yang aku rasa sangat pas mewakili buku biografi ini. Buku biografi yang selama ini kutahu biasa ditulis dengan bahasa yang serius dan agak berat. Beda halnya dengan buku ini. Narasi Gurunda merupakan sebuah karya novelisasi biografi bapak KH. Ahmad Taufik Kusuma, seorang tokoh masyarakat dan juga tokoh agama yang tak lain adalah ayahanda dari sang penulis @jihanmw . Biografi dalam buku ini dinarasikan dengan bahasa lugas, ringan, dan sangat mudah dipahami. Sejujurnya selama ini aku kurang begitu minat pada novel, melainkan lebih pada buku-buku nonfiksi, termasuk pengembangan diri dan yang bernuansa religi. Meski buku ini berbentuk novel, bagiku membacanya sungguh mengasyikkan sekali. Barangkali karena ini biografi, banyak pula makna dan pelajaran yang kental dalam sisi religi. Ada beragam rasa yang hinggap dikala membaca buku ini. Ada rasa cemas, haru, sedih, juga lucu. Pilihan dan rangkaian katanya sukses menggiringku untuk terus mengikuti alur cerita hingga

Aku dan Keputusanku

Tiga tahun sudah aku menjalani peran baru sebagai ibu. Selama kurun waktu itu, aku merasa menjadi lebih baik dibanding diriku yang dulu. Menjalani peran itu membuatku menjadi lebih bersemangat dan bersegera untuk melakukan pekerjaan, sebab sadar betul jika waktu sudah tak sebebas dulu. Pun aku menjadi mampu menundukkan ego pribadiku. Tak dipungkiri terkadang ada pula hal melelahkan juga menjengkelkan, hingga ingin memunculkan kemarahan. Aku memang belum menjadi ibu yang baik sepenuhnya. Namun, dari kedalaman hati, sungguh sangat ingin rasanya menjadi sosok ibu yang baik dan penuh tanggung jawab. Aku mantap menjalani keputusan sebagai ibu rumah tangga. Bagiku itu bukanlah sebuah keterpaksaan--memang muncul dari dalam diriku sendiri--sebab aku ingin menjalani lebih banyak waktu di rumah. Dengan demikian aku bisa lebih mengawasi dan memperhatikan anak. Tentu selama ini aku masih  dibantu dalam menjaga dia, disaat aku butuh melakukan pekerjaan dan hal lain yang memang perlu dilakukan